Monday, August 14, 2017

SISTEM PEMINDAH TENAGA DAN CHASIS/SASIS

SISTEM PEMINDAH TENAGA

Fungsi sistem pemindah daya :Memindahkan tenaga dari mesin sampai ke roda penggerak.
Komponen komponen ini dikenal sebagai POWER TRAIN atau Mekanisme pemindah tenaga.

Dilihat dari posisi mesin dan penggeraknya, mekanisme pemindah tenaga dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Mesin depan penggerak belakang (FR /  Front Engine Rear Drive )
2. Mesin depan penggerak depan ( FF / Front Egine Front Drive )
3. Mesin belakang penggerak belakang ( RR / Rear Engine Rear Drive )
4. Mesin depan penggerak empat roda ( 4 WD / Four Wheel Drive )

         Bagian-Bagian Utama Sistem Pemindah Tenaga





·                Kopling
:
Menghubung dan memutus putaran / tenaga motor ke transmisi
·                Transmisi
:
Mengatur perbandingan putaran motor dengan poros penggerak aksel sehingga menghasilkan momen puntir yang diinginkan
·                Poros Penggerak
        ( propeler Shaft )
:
Meneruskan putaran/tenaga dari transmisi ke penggerak aksel dengan sudut yang bervariasi
·                Penggerak Aksel (Gardan)

Þ    Penggerak sudut,  untuk memindahkan arah putaran poros penggerak kearah poros aksel


Þ    Differensial, untuk menyeimbangkan putaran kedua roda pada saat belok
·                Poros Aksel
:
Meneruskan putaran dari penggerak aksel ke roda

MATERI KOPLING




FUNGSI KOPLING

1.       Memutus dan menghubungkan putaran mesin ke transmisi
2.       Memperlembut pemindahan roda gigi transmisi
3.    Memperlembut gerakan awal jalannya kendaraan.




Persyaratan  kopling  :
1.  Dapat menghubungkan putaran dari mesin ke transmisi secara lembut
2.  Dapat memutuskan putaran dari mesin ke transmisi secara cepat dan sempurna

3.  Pada saat menghubungkan putaran mesin ke transmisi tanpa terjadi slip



Letak kopling:
Letak kopling yakni berada diantara motor/mesin dan transmisi

Macam-macam kopling :
1. Kopling gesek
Kopling gesek adalah proses pemindahan tenaga melalui gesekan antara bagian penggerak dengan yang akan digerakan. Konsep kopling ini banyak dipergunakan pada 12 sistem pemindah tenaga kendaraan, khususnya pada kendaraan ringan, sepeda motor, sedan dan mobil penumpang lainnya
Macam-macam Kopling Gesek.

Seperti telah dijelaskan di atas, kopling gesek banyak digunakan pada kendaraan ringan. Pada kendaraan roda empat menggunakan jenis kering dengan plat tunggal. Sedangkan pada sepeda motor, menggunakan jenis basah dengan plat ganda. Perbedaan kopling basah dan kering, karena plat kopling tidak kena minyak pelumas untuk jenis kering, dan plat kopling bekerja dalam minyak pelumas untuk jenis basah.

a). Kopling gesek pelat tunggal.

Komponen-komponen kopling gesek pelat tunggal secara bersamaan membentuk rangkaian kopling/ kopling set (clutch assembly). Seperti terlihat pada gambar 5 berikut ini.

Komponen utama dari kopling gesek ini adalah sebagai berikut :
(1) Driven plate

(juga dikenal sebagai piringan kopling, pelat kopling atau friction disc/piringan gesek, atau kanvas kopling). Plat kopling bagian tengahnya berhubungan slip dengan poros transmisi. Sementara ujung luarnya
dilapisi kampas kopling yang pemasangannya di keling. Konstruksinya dapat dilihat pada gambar 6.


Lapisan plat kopling disebut dengan kanvas kopling terbuat dari paduan bahan asbes dan logam. Paduan ini dibuat dengan tujuan agar plat kopling dapat memenuhi persyaratan, yaitu :

* Tahan terhadap panas. Panas dalam hal ini terjadi karena terjadi gesekan yang memang direncanakan saat kopling akan dihubungkan.
* Dapat menyerap panas dan membersihkan diri. Gesekan akan menyebabkan panas dan kotoran debu bahan yang aus. Kanvas kopling dilengkapi dengan alur yang berfungsi untuk ventilasi dan menampung dan membuang debu yang terjadi.

* Tahan terhadap gesekan. Kanvas kopling direncanakan untuk bergesekan, maka perlu dibuat tahan terhadap keausan akibat gesekan.

* Dapat mencengkeram dengan baik.

Plat kopling dilengkapi dengan alat penahan kejutan baik dalam bentuk pegas ataupun karet. Alat ini dipasang secara radial, hingga disebut dengan pegas radial. Konstruksinya seperti terlihat pada gambar 7 berikut ini.


Pegas radial berfungsi untuk meredam getaran/kejutan saat kopling terhubung sehingga diperoleh proses penyambungan yang halus, dan juga
getaran atau kejutan selama menghubungkan/bekerja. Untuk itu maka pegas radial harus mampu menerima gaya radial yang terjadi pada plat kopling memiliki elastisitas yang baik. Namun demikian karena penggunaan yang terus menerus, maka pegas radial dapat mengalami kerusakan. Untuk y ang dalam bentuk karet, kemungkinan karetnya berkurang/tidak elastis lagi
atau pecah. Sedangkan yang pegas ulir, kemungkinan berkurang panjang bebasnya, yang biasanya ditunjukan dengan ter-jadinya kelonggaran pegas dirumahnya dan menimbulkan suara.

Plat kopling di samping pegas radial juga dilengkapi dengan pegas aksial. 


    a. Model pelat
Ditinjau dari lingkungan/media kerja, kopling dibedakan menjadi :
1. Kopling basah
  Kopling basah adalah unit kopling dengan bidang gesek (piringan atau disc) terendam cairan/ minyak.
2. Kopling kering
 Kopling kering adalah unit kopling dengan bidang gesek (piringan atau disc) tidak terendam cairan/ minyak (dan bahkan tidak boleh ada cairan/ minyak).
Untuk mendapatkan penekanan yang kuat saat bergesekan, sehingga saat meneruskan daya dan putaran tidak terjadi slip maka dipasangkan pegas penekan. 


Kelebihan kopling kering 
- hambatan geseknya besar sehingga lebih efektif dibanding kopling basah dalam pemindahan daya.
- tahan slep karena tidak terendam oli pelumas 
Kekurangan kopling kering
- cepat aus
- kerja kopling yang dihasilkan tidak selembut kopling basah.
   
Bagian-bagian kopling kering
  Kopling terdiri atas dua bagian utama:
a. Rumah kopling (Clutch outer drum) yang ikut bérputar dengan poros engkol digerekkan oleh roda gigi pada ujung poros engkol).
b. Pusat kopling (Clutch center) yang dipasang pada ujung poros utama persneling.
Untuk meneruskan perputaran rumah kopling ke pusat kopling dipakai susunan pelat-pelat gesek (kanvas kopling) dan pelat-pelat baja yang saling bersentuhan.
a. Pelat-pelat gesek (friction plates) mengikuti gerak memutar rumah kopling (lidah-lidahnya terkait pada rumah kopling).
b. Pelat—pelat baja mengikuti gerak memutar pusat kopling (lidah-lidahnya terkait pada spie-spie pada pusat kopling).

Cara kerja kopling kering :
apabila mesin berputar, dengan sendirinya roda gila ikut berputar, sedangkan pada roda gaya ini dipasangkan tutup kopling yang tentunya juga ikut berputar. Dalam hal ini poros roda gigi atau poros utama persneling belum dapat berputar, demikian juga dengan plat kopling yang dipasang dengan perantaraan suatu alur pada poros tersebut yang memungkinkannya bergerak sepanjang poros persneling. Selanjutnya, apabila kita ingin menggerakkan roda, hal ini dapat dilakukan dengna mengoperasikan pedal, dimana pada waktu pedal di angkat pegas-pegas kopling akan menekan plat tekan pada roda gila. Hal ini yang menyebabkan plat kopling tersebut terjepit diantara roda gila dengna plat tekan. Plat ini mulanya akan slip, dan bergesekan dengan roda gila maupun plat tekan akan tetapi selanjutnya secara bertahap akan ikut terbawa berputar dan selanjutnya akan memutar poros utama persneling.
  
 Syarat-syarat yang harus dimiki kopling kering
1.   Harus dapat menghubungan putaran motor ke transmisi dengan lembut.
2.   Harus dapat memindahkan tenaga motor ke transmisi tanpa slip.
3.   Harus dapat memutuskan hubungan dengan sempurna dan cepat.
   


 How Clutches Work
        
    b. Model kerucut
2. Kopling magnet
3. Kopling fluida
Kopling hidrolis banyak dipergunakan pada kendaraan dengan transmisi otomatis. Proses kerjanya memanfaat-kan tekanan hidrolis, dan pemindahan dari satu kopling kekopling yang lainnya, dilakukan dengan mengatur aliran hidrolisnya.
4. Kopling sentrifugal

Bagian-Bagian/komponen/konstruksi kopling :

Kopling kering plat tunggal dengan pegas diafragma




1.         Tuas Pembebas
2.         Roda gaya
3.         Bantalan tekan
4.         Poros kopling
5.         Poros engkol

Sistem Mekanisme Penggerak Kopling

 1. Penggerak Kopling mekanik



6.          Bantalan pilot
7.          Plat kopling
8.          Pegas diafragma
9.          Plat penekan
10.       Unit penekan

1.    Pedal kopling
2.    Kabel kopling
3.    Penghantar kabel
4.    Tuas pembebas
5.    Bantalan tekan
6.    Pegas diafragma
7.    Rumah kopling
8.    Pegas pengendali pedal

A  =  Penyetel tinggi pedal kopling
B  =  Penyetel kebebasan tuas pembebas kopling

2. Penggerak Kopling hidrolik


1.    Pedal kopling
2.    Master silinder kopling
3.    Pipa tekanan fleksibel
4.    Pipa tekan baku
5.    Silinder kopling
6.    Tuas pembebas
7.    Bantalan tekan
8.    Pegas diafragma
9.    Rumah kopling
10. Pegas pengembali pedal kopling
11. Pegas pengembali tuas pembebas
Tuas master silinder/push rod

A.   Penyetel kebebasan tuas pendorong master kopling
B.   Penyetel kebebasan tuas pembebas
C.   Penyetel tinggi pedal

CARA KERJA KOPLING MANUAL


Cara Kerja :

a. Saat pedal ditekan
Release fork menekan release bearing, release bearing menekan release lever sehingga release lever mengangkat pressure plate melalui pivot ring melawan tekanan pressure spring dan menyebabkan plat kopling terbebas (tidak lagi tejepit diantara flywheel dan pressure plate) dan putaran mesin tidak dapat diteruskan ke input shaft transmisi.
b. Saat pedal dilepas
Release fork tidak menekan release bearing, release bearing tidak menekan release lever sehingga pressure spring menekan pressure plate dan pressure plate menekan clutch disc ke flywheel. Terjadi perpndahan tenaga.
Mesin (flywheel) - clutch cover - pivot pin - elease lever - pressure plate - clutch disc - spline - input shaft transmisi



Kopling Hidraulis (Hydraulic Clutch) 

 

Pada tipe ini, gerakan pedal kopling dirubah menjadi tekanan hidrois oleh master cylinder yang kemudian diteruskan ke release fork melalui release cylinder.
Tipe ini terdiri dari :
1. Clutch pedal
2.  Master cylinder
3.  Flexible hose
4.  Release cylinder
5.  Release fork
6.  Clutch cover

c. Master Silinder kopling
Master silinder kopling berfungsi untuk menghasilkan tekanan hidraulis.
Dan terdiri dari : 

 
1.   Reservoir tank
2.   Piston
3.   Push rod
4.   Inlet valve
5.   Conical spring
6.   Connecting rod
7.   Compression spring
8.   Spring retainer

Cara Kerja :

1. Saat Pedal Kopling Di Tekan
Connecting rod bergerak ke kiri karena tenaga dari conical spring, dan mengakibatkan reservoir tertutup oleh inlet valve. Chamber A terpisah dari chamber B, tekanan hidraulis pada chamber A naik, kemudian tekanan diteruskan ke pipa dan release cylinder.  

2. Saat Pedal Kopling Di Lepas
Piston akan kembali ke kanan oleh tekanan compression spring, connecting rod tertarik ke kanan oleh spring retainer melawan tekanan conical spring, sehingga inlet valve terbuka dan chamber A berhubungan dengan chamber B.  

d. Silinder Pembebas Kopling  

 

Silinder pembebas kopling berfungsi untuk mendorong release fork (meneruskan tekanan hidraulis dari master cylinder).
1.  Push rod
2.  Cylinder cup
3.  Cylinder body
4.  Conical spring
5.  Piston
  
KOPLING OTOMATIS

Kopling otomatis (torque converter) adalah kopling yang dapat menghubngkan dan memutuskan putaran mesin ke transmisi dengan sendirinya (otomatis).

Kopling otomatis digunakan pada kendaraan yang menggunakan transmisi otomatis. Kopling otomatis diisi dengan ATF (Automatic Transmision Fluid) dan momen mesin dipindahkan dengan adanya aliran fluida.



KEGIATAN  PRAKTEK






............................................................................................................................................................................

No comments:

Post a Comment